Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Nullam eu est quis enim commodo aliquet. Vestibulum eleifend venenatis massa. Curabitur rutrum accumsan felis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Phasellus ut augue eu purus iaculis viverra. Maecenas vehicula dictum diam.

TAJUK RENCANA

Para elite politik saling merebut kekuasaan

Isu koalisi yang sering dibicarakan dan di dengarkan tiap hari lewat media menjelang pemilu 8 juli 2009.para pemimpin partai politik saling berkomunikasi untuk membentuk koalisi baru untuk merebut kekuasaan.

Meski pimpinan parpol mencoba meyakinkan masyarakat bahwa koalisi itu dibangun untuk memperjuangkan nasib rakyat demi kesejahteraan masa yang akan datang dan menghasilkan sebuah pemerintahan yang efektif. Koalisi dirancang untuk meraih kekuasaan dan sebagai syarat utama minimal pencalonan presiden dan wakil presiden itulah koalisi harus dibangun.
Pasca pemilu legislatif dan perpecahan koalisi partai demokrat dengan partai golkar, tercipta 3 kelompok mereka adalah partai kelompok pemenang pemilu antara lain, Demokrat, golkar, dan PDI perjuangan. Ketiga partai ini saling berkomunikasi dengan partai lain untuk membangun koalisi yang kokoh untuk merebut kekuasaan.
Setiap hari pemberitaan di media sering menayangkan bahwa ternyata tidak mudah untuk menemukan sosok calon presiden. Semua pemimpin partai ingin mencalonkan dirinya sebagai presiden yang akan datang dengan alasan amanat partai masing-masing tanpa mempertimbangkan suara rakyat dalam pemilu legislatif yang telah usai.
Contohnya partai demokrat menjagokan susilo bambang yudhoyono, golkar mengangkat jusuf kalla dan partai PDIP mencalonkan megawati, Gerindra mencalonkan Prabowo. Dari semua calon hanya partai golkar yang sudah menemukan partnernya untuk berkoalisi yaitu partai hanura. dengan capres M. jusuf kalla dan cawapres wiranto.dan partai besar lainnya masih mencari sosok yang cocok untuk jadi cawapres.
Meski koalisi merupakan bentuk untuk membentuk pemerintahan yang efektif tapi kita tak ingin bahwa koalisi hanya di jadikan sebagai transaksi kursi kabinet untuk merebut kekuasaan dalam suatu pemerintahan karena berdampak tidak baik bagi rakyat Indonesia pada umumnya.
Sejumlah elite politik yang terkesan saling merebut kekuasaan. Sejarah 5 tahun lalu mengajarkan kita bahwa koalisi kerakyatan dan kebangsaan yang tercipta pada pemilu 2004 ternyata berantakan.
Saatnya membangun koalisi yang kuat yang memiliki kesamaan visi dan bukan hanya semata kesamaan kepentingan atau perasaan dan koalisi itu harus di dedikasikan untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara demi kesejahteraan rakyat.


Muhammad Mulyadi(153070329)
File Under:

0 kOmeNtaR: